suporter

Selasa, 08 April 2008

Sexy Body Istri Tetangga - Dengan Sapi pun, Kita Bekerja Sama


Dalam forum maiyahan, tempat pemeluk berbagai agama berkumpul
melingkar, seringsaya bertanya kepada forum:"Apakah anda punya
tetangga?"
Biasanya dijawab: "Tentu punya"
"Punya istri enggak tetangga Anda?"

"Ya, punya dong"
"Pernah lihat kaki istri tetangga Anda itu?"
"Secara khusus,tak pernah melihat"
"Jari-jari kakinya lima atau tujuh?"
"Tidak pernah memperhatikan"
"Body-nya sexy enggak?"
Hadirin biasanya tertawa. Dan saya lanjutkan tanpa menunggu jawaban
mereka:"Sexy atau tidak bukan urusan kita,kan?Tidak usah kita
perhatikan, tak usah kita amati, tak usah kita dialogkan, diskusikan
atau perdebatkan. Biarin saja".
Keyakinan keagamaan orang lain itu ya ibarat istri orang lain. Ndak
usah diomong-omongkan, ndak usah dipersoalkan benar salahnya, mana
yang lebih unggul atau apapun. Tentu, masing-masing suami punya
penilaian bahwa istrinya begini begitu dibanding istri tetangganya,
tapi cukuplah disimpan didalam hati.
Bagi orang non-Islam, agama Islam itu salah. Dan itulah sebabnya ia
menjadi orang non-Islam. Kalau dia beranggapan atau meyakini bahwa
Islam itu benar ngapain dia jadi non-Islam? Demikian juga, bagi orang
Islam, agama lain itu salah, justru berdasar itulah maka ia menjadi
orang Islam.
Tapi, sebagaimana istri tetangga, itu disimpan saja didalam hati,
jangan diungkapkan, diperbandingkan, atau dijadikan bahan seminar
atau pertengkaran.
Biarlah setiap orang memilih istri sendiri-sendiri, dan jagalah
kemerdekaan masing-masing orang untuk menghormati dan mencintai
istrinya masing-masing, tak usah rewel bahwa istri kita lebih mancung
hidungnya karena Bapaknya dulu sunatnya pakai calak dan tidak pakai
dokter, umpamanya.
Dengan kata yang lebih jelas, teologi agama-agama tak usah
dipertengkarkan, biarkan masing-masing pada keyakinannya. Sementara
itu orang muslim yang mau melahirkan padahal motornya gembos, silakan
pinjam motor tetangganya yang beragama Katolik untuk mengantar
istrinya ke rumah sakit. Atau, Pak Pastor yang sebelah sana karena
baju misanya kehujanan, apdahal waktunya mendesak, ia boleh pinjam
baju koko tetangganya yang NU maupun yang Muhamadiyah.
Atau ada orang Hindu kerjasama bikin warung soto dengan tetangga
Budha, kemudian bareng-bareng bawa colt bak ke pasar dengan tetangga
Protestan untuk kulakan bahan-bahan jualannya.
Tetangga-tetangga berbagai pemeluk agama, warga berbagai parpol,
golongan, aliran, kelompok, atau apapun, silakan bekerja sama
dibidang usaha perekonomian, sosial, kebudayaan, sambil saling
melindungi koridor teologi masing-masing. Bisa memperbaiki pagar
bersama-sama, bisa gugur gunung membersihi kampung, bisa pergi
mancing bareng bisa main gaple dan remi bersama.
Tidak ada masalah lurahnya Muslim, cariknya Katolik, kamituwonya
Hindu, kebayannya Gatholoco, atau apapun. Jangankan kerja sama dengan
sesama manusia, sedangkan dengan kerbau dan sapipun kita bekerja sama
nyingkal dan nggaru sawah. Itulah lingkaran tulus hati dangan hati.
Itulah maiyah.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wah wite tanggamu kuwi pancen seksi kang!