suporter

Kamis, 21 Agustus 2008

Tikungan Iblis (saatnya mendengar kritik iblis)

Iblis Bukan Kompetitor Tuhan

Dalam sepuluh tahun terakhir sejak reformasi bergulir, perkembangan teater modern, sastra atau kesenian pada umumnya menunjukkan gejala makin terasingnya kesenian dari persoalan-persoalan publik. Tema-tema personal seperti cinta, maut, seks, kerinduan, atau apa saja, termasuk hal-hal non-sense, terasa dominan.

Yang terjadi kemudian adalah: kelumpuhan di berbagai bidang; masyarakat mengalami krisis presentasi diri, sehngga merasa tak berdaya untuk merespons secara kritis gelombang persoalan yang digerakkan oleh kapitalisme, industrialisme dan materialisme.

Berdasarkan berbagai pandangan di atas, kami –Teater Dinasti, Kiai Kanjeng dan Emha Ainun Nadjib– merasa wajib memberikan respons kritis atas berbagai persoalan sosial, politik dan kebudayaan bangsa ini. Tidak terlalu berlebihan jika kami masih meyakini bahwa kesenian masih mampu menjadi media untuk mengekspresikan ide-ide pencerahan baik secara tematik maupun simbolik. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, kami mencoba menawarkan satu reportoar pertunjukan Tikungan Iblis.

Tikungan iblis mencoba memberikan paradigma yang lain dan berbeda. Iblis bukan kompetitor Tuhan untuk menguasai manusia. Iblis adalah sosok penting yang menjadi ’alat’ Tuhan untuk menunjukkan kebesaranNya bagi umat manusia. Iblis adalah sosok yang menjadi aktor strategis bagi Tuhan untuk memberikan berbagai tantangan bagi manusia untuk memperjuangkan martabat dan eksistensinya. Ia menawarkan ’anti tesis’ atas ’tesi’ Tuhan, agar manusia mampu menggenggam sintesa: nilai-nilai Ilahiyah secara utuh, mendasar dan mengakar karena nilai-nilai itu tidak otomatis hadir sebagai paket, melainkan diraih melalui perjuangan yang keras dan mendidih. Sehingga ketika manusia mengakui eksistensi Tuhan –dengan seluruh nilai-nilai idealnya– maka pengakuan itu tidak artifisial, melainkan substansial. Lakon ini bukan merupakan ’pembelaan’ atas Iblis melainkan mencoba memperluas cara pandang manusia atas sosok Iblis.

Pentas Dinasti kali ini nanti merupakan hasil kerjasama Kedaulatan Rakyat dengan Progress Jogja Production.
******

TEATER DINASTI

mempersembahkan:

Pentas Kebahagiaan Keluarga Teater Dinasti “TIKUNGAN IBLIS"

Pada Hari Sabtu, 23 Agustus 2008, Pukul 20.00 WIB
Di Gedung Conser Hall - Taman Budaya Yogyakarta (TBY)
Jl. Sriwedani No. 1 Yogyakarta

HTM:
Rp. 25.000, - untuk FESTIVAL (lesehan)
Rp. 50.000, - untuk VIP (kursi)

TIKET BOX:
PROGRESS – 0274-618810
KANTIN TAMAN BUDAYA YOGYAKARTA
KANTOR PROMOSI KR –0274-895257

PARA PEMAIN:
Tertib Fadjar Suharno, Bambang Susiawan, Joko Kamto, Novi Budianto, Seteng, Untung Basuki, Cithut Puspawilaga, Eko Winardi, Jemek Supardi, Toro, Islamiyanto, Novia Kolopaking,

PARA PEMUSIK:
Joko, Jijit, Godor Widodo, Yoyok, Bayu, Sugiyanto, Hari Murti, Joko Kusnun, Mas Is, Bobiet, Novi

TIM SUTRADARA:
Fajar Suharno, Jujuk Prabowo

Konfirmasi Acara: Eko Nuryono 081904138595

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Your blog keeps getting better and better! Your older articles are not as good as newer ones you have a lot more creativity and originality now keep it up!